Kurikulum pada suatu sekolah
merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang
diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk
dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau
kembali tujuan yang selama ini digunakan sekolah yang bersangkutan(Soetopo
& Soemanto, 1993:17). Maksudnya, bila tujuan tujuan yang diinginkan belum
tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Pendidikan
tertinggi sampai pendidikan terendah mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang akan
dicapai setelah berakhirnya aktifitas belajar.
Di Indonesia ada 4 tujuan pendidikan
utama yang secara hirarkis dapat ditemukan, antara lain:
- Tujuan Nasional
- Tujuan Institusional
- Tujuan Kurikuler
- Tujuan Instruksional
Dalam pencapaian tujuan pendidikan
yang dicita citakan, tujuan tujuan tersebut meski dicapai secara bertingkat
yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai
alat untuk mencapai tujuan (pendidikan).
Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik
Sesuai dengan fungsinya bahwa
kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendididkan, maka guru
semestinya mencermati tujuan pendidkan yang akan dicapai oleh lembaga
pendidikan dimana ia bekerja.Guru merupakan pendidik profesional, yang
secara implisit telah merelakan dirinya untuk memikul sebagai tanggung jawab
pendidikan yang ada dipundak orang tua. Tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah,
berarti orang tua sudah melimpahkan sebagian tanggung jawab pedidikan anaknya
kepada guru / pendidik, tentunya orang tua berharap agar anaknya menemukan guru
yang baik, kompeten, dan berkualitas (Ramayulis, 1996:39). Adapun fungsi kurikulum
bagi guru atau pendidki adalah:
- Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik.
- Pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang telah diberikan.
Langeveld mengajukan lima komponen
yang berinteraksi secara aktif dalam proses pendidikan yaitu:
- Komposisi tujuan pendidikan, sebagai landasan ideal pendidikan dan yang dicapai melalui proses pendidikan tersebut.
- Komponen Terdidik, sebagai masukan manusiawi yang diperluka sebagai subjek aktif dan dikenai proses pendidikan tersebut.
- Komponen alat pendidikan, sebagi unsur sarana atau objek yang dikenakan kepada terdidik dalam proses pendidikan.
- Komponen pendidik, merupakan unsur manusiawi yang membantu mengenalkan alat pendidikan kepada anak didik dan mengarahkan proses pendidikan menuju sasaran yang diharapkan sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan.
- Komponen lingkungan pendidikan, sebagi unsur suasana yang membantu dan memberikan udara segar dalam proses pendidikan (Supeno, 1995:42-43).
Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah atau Pembina Sekolah
Bagi kepala sekolah yang baru, yang
dipelajari pertama kali adalah tujuan lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian
mencari kurikulum yang berlaku sekarang untuk dipelajari, terutama pada buku
petunjuk pelaksanaan. Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor
yang memupunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala
sekolah dan para pembina lainnya sebagai berikut.
- Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat memperbaiki situasi belajar.
- Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum pada masa mendatang.
- Sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar (Soetopo dan Soemanto, 1993:19)
Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum
difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha
sekolah dalam memajukan putra putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat
berupa konsultasi langsung dengan sekolah/ guru mengenai masalah masalah
menyangkut anak anak mereka. Bantuan berupa materi dari orang tua anak dapat
melalui lembaga BP-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orang
tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak anak mereka,
sehingga partisipasi orang tua inipun tidak kalh pentingnya dalam menyukseskan
proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan perihal di atas tentu
teramat penting sebagai seorang pendidik harus memahami tentang seluk beluk
kurikulum pendidikan kita yang sering berganti-ganti. Di bawah ini bisa anda
lihat dan DOWNLOAD Implikasi kurikulum 2013 format power point.