Selasa, 26 Agustus 2014

Memahami Kurikulum dalam Rangka Mencapai Tujuan Pendidikan

Post oleh : MTs YASUA | Rilis : 17.32.00 | Series :



          Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan sekolah yang bersangkutan(Soetopo & Soemanto, 1993:17). Maksudnya, bila tujuan tujuan yang diinginkan belum tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Pendidikan tertinggi sampai pendidikan terendah mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang akan dicapai setelah berakhirnya aktifitas belajar.

Di Indonesia ada 4 tujuan pendidikan utama yang secara hirarkis dapat ditemukan, antara lain:

  1. Tujuan Nasional
  2. Tujuan Institusional
  3. Tujuan Kurikuler
  4. Tujuan Instruksional

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita citakan, tujuan tujuan tersebut meski dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan).


Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik

Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendididkan, maka guru semestinya mencermati tujuan pendidkan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja.Guru merupakan pendidik profesional, yang secara implisit telah merelakan dirinya untuk memikul sebagai tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak orang tua. Tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti orang tua sudah melimpahkan sebagian tanggung jawab pedidikan anaknya kepada guru / pendidik, tentunya orang tua berharap agar anaknya menemukan guru yang baik, kompeten, dan berkualitas (Ramayulis, 1996:39). Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidki adalah:

  1. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik.
  2. Pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang telah diberikan.

Langeveld mengajukan lima komponen yang berinteraksi secara aktif dalam proses pendidikan yaitu:

  1. Komposisi tujuan pendidikan, sebagai landasan ideal pendidikan dan yang dicapai melalui proses pendidikan tersebut.
  2.  Komponen Terdidik, sebagai masukan manusiawi yang diperluka sebagai subjek aktif dan dikenai proses pendidikan tersebut.
  3. Komponen alat pendidikan, sebagi unsur sarana atau objek yang dikenakan kepada terdidik dalam proses pendidikan.
  4. Komponen pendidik, merupakan unsur manusiawi yang membantu mengenalkan alat pendidikan kepada anak didik dan mengarahkan proses pendidikan menuju sasaran yang diharapkan sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan.
  5. Komponen lingkungan pendidikan, sebagi unsur suasana yang membantu dan memberikan udara segar dalam proses pendidikan (Supeno, 1995:42-43).

Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah atau Pembina Sekolah

Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah tujuan lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum yang berlaku sekarang untuk dipelajari, terutama pada buku petunjuk pelaksanaan. Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang memupunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para pembina lainnya sebagai berikut.

  1. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar.
  2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik.
  3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat memperbaiki situasi belajar.
  4. Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum pada masa mendatang.
  5. Sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar (Soetopo dan Soemanto, 1993:19)

Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra putrinya. Bantuan yang dimaksud  dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/ guru  mengenai masalah masalah menyangkut anak anak mereka. Bantuan berupa materi dari orang tua anak dapat melalui lembaga BP-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak anak mereka, sehingga partisipasi orang tua inipun tidak kalh pentingnya dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan perihal di atas tentu teramat penting sebagai seorang pendidik harus memahami tentang seluk beluk kurikulum pendidikan kita yang sering berganti-ganti. Di bawah ini bisa anda lihat dan DOWNLOAD Implikasi kurikulum 2013 format power point.

google+

linkedin